padahal mereka muntah, seranah
dan buat aku macam sampah
bila mereka cuma kah! kah! kah!
corong-corong itu katanya lelah mendengar
lorong-lorong itu khabarnya penat berlegar
membiar pada satu sosok aku yang enggak punya nama
enggak punya apa-apa pun sebetulnya
mana telinga itu katanya yang bisa saja mendengar?
mana rangkul itu yang kononnya bisa selalu disandar?
perit jiwa dengan bingit-bingit dunia sekeliling
kayak aku ini enggak punya apa-apa yang penting
maka leraikan aku dalam simpulan hidup itu
biar aku bebas menjadi kejora ungu di tiap malam mu
p/s: untuk anon2 yang dengki.